Rabu, 23 Oktober 2013

PR Terbesar Abad Ini


Bukan kewajiban, bukan pula keharusan yang musti disanggupi jawabannya. Akan nampak berat manakala dijadikan beban jika mengingat sifat manusia yang sangat beragam, maka hanya cukup berbekal kesadaran saja. Namun bukan manusia namanya jika bukan makhluk pelupa. Maka biarkan ini menjadi PR baginya, bagi mereka, dan bagi kita –terlebih bagi saya–! (-__-“)

Hei, kalian paham tidak dengan materi PR-nya? Hmmph iya, PR terbesar abad ini adalah belajar bagaimana mengembalikan fitrah ‘Bismillahirahmanirrahim’ itu sendiri ke dalam ruh kita. Dalam sebuah perenungan yang cukup panjang, entah mengapa tiba-tiba saja diri diingatkan kembali pada sebuah lafal-Nya yang memiliki arti ‘Dengan Menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang’ ini.

Kita sering kali mendengarkan lafal ini, bahkan sebagai orang muslim kita sesering mungkin melafalkannya dalam keseharian kita terutama ketika hendak memulai sesuatu. Namun yang menjadi PR besar, kita terlalu sering melupakan bahkan mengaplikasikan makna yang terkandung di dalamnya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan ‘Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang’? Bisakah manusia mengaplikasikannya dalam kehidupannya? Kalau pun sanggup, mungkin tidak akan pernah ada kata sempurna di dalamnya. Namun setidaknya, hal ini adalah jauh lebih baik dari pada tidak pernah berusaha untuk mencoba menerapkannya, bukan?

Setiap manusia pasti tidak ingin dirugikan dalam hidupnya. Namun adakalanya harapan itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Siklus hidup selalu berputar, demikian dengan pemenuhan harapan-harapan itu. Mungkin di suatu waktu, tanpa kita minta dan inginkan, kita pernah disakiti, dikhianati, dikecewakan, dicemooh, dimusihi, dikucilkan, dibenci, dan lain sebagainya. Dan ketika dihadapkan dengan situasi dan kondisi semacam ini, tak jarang dari kita yang justru sering kali melakukan hal yang sama tidak baiknya terhadap pihak lawan. Bahkan sesekali kita sering memprotes ketetapan Tuhan. Mungkin wajar, sebab manusia adalah makhluk perasa.

Mungkin tanpa disengaja, hal serupa pernah diri alami. Ketika dalam kondisi dimana Tuhan sedang menguji diri dengan cara yang –mungkin– kurang disukai, justru diri lebih sering memprotes keadaan ketimbang bersyukur dan menerima ujian-ujian-Nya. Ah, setan memang topeng penuh muslihat. Selalu saja dapat mengelabuhi manusia dengan beragam cara! (>,<)

Dan cara jitu untuk kembali kepada fitrah ‘Bismillahirahmannirrahim’ tadi, dimana manusia disadarkan untuk memanut sifat Tuhan yang penuh pengasih dan penuh penyayang. Menerima, memaafkan, menyayangi, mencintai, menyantuni, dan lain sebagainya. Seruan ini pun juga tak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Namun bukankah Tuhan Yang Maha Mendengarkan akan mengamini setiap niatan-niatan kebaikan? Lalu mengapa musti meragu? Sebab ikhlas tak serumit pengaplikasiannya, jika sebagai manusia yang berakal, kita memahami hakikat semua ini teruntuk siapa. Iya, siapa lagi kalau bukan semata karena-Nya.. :)



-----
Aaah, bahagianya jika dapat menuntaskan PR terbesar abad ini.
Hei diri, kau sanggup tidak melakukannya?


*Bismillah.. La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim.. :)

38 komentar:

  1. Wah
    Berat Banget kak
    Comment Balik ya kak :*

    BalasHapus
  2. Subhanallah , .. Tulisan sobat sangat mengagumkan ...

    BalasHapus
  3. Hai, Alvin.

    Iyaaa cukup berat, melihat setan siap menerkam dari berbagai sisi. Tapi tenang saja, bukankah Tuhan selalu mengamini niatan-niatan kebaikan? Bismillah saja, he.. :)

    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  4. Hai, Ranup!

    Iyaaa ngalir saja setelah melakukan perenungan yang cukup panjang, he. Terima kasih sudah sudi membacanya.
    Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  5. Hai, Irfan!

    Iyaaa...mari bersemangat dalam kebaikan, he.
    Makasi atas kunjungannya :D

    BalasHapus
  6. Hai, Sigit!

    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  7. Esensi makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim sebenarnya lebih dalam dari hanya sekadar pengasih dan penyayang. senang berkenalan denganmu. salam, :)

    BalasHapus
  8. Hai, Fahmi.

    Iyaaa...mari sama-sama mencoba, Bismillah saja! :)
    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaaaa.. :)

    BalasHapus
  9. Hai, Lutfi.

    Nah, itu yang saya maksudkan. Penyayang dan Pengasih yang seperti apa? Ini yang menjadi PR. Ketika manusia sedang berada pada kondisi yang kurang menyenangkan, katakanlah seperti yang saya sebutkan diatas; disakiti, dikhianati, dikecewakan, dicemooh, dimusihi, dikucilkan, dibenci, dan lain sebagainya, justru manusia diingatkan kembali untuk memanut sifat Tuhan yang penuh Pengasih dan penuh Penyayang, yakni; menerima, memaafkan, menyayangi, mencintai, menyantuni, dan sebagainya. Nah, ketika manusia sanggup melakukannya dengan dilandasi rasa 'ikhlas' semata karena-Nya, dari sini pula pemenuhan esensi Ar-Rahman dan Ar-Rahim tadi terjawab; kembali pada fitrah 'Bismillahirahmanirrahim' itu sendiri. Berat dan sulit memang, mengingat sifat manusia yang selalu mengedepankan egonya. Namun sekali lagi, bukankah Dia Maha Mendengar dan selalu mengamini niatan-niatan kebaikan para hamba-Nya? Bismillah sajaaa, he.. :)

    Terima kasih atas sharenya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  10. Terima kasih infonya, sangat bermanfaat, penjelasannya sangat menarik sekali

    BalasHapus
  11. ga mau komentar artikel, udah banyka yg bilang bagus :D

    blognya keren bgt :3
    tapi ikan2 dibawah itu kaya ngerusak pemadangan ya -___-

    BalasHapus
  12. Hai, Aldi.

    Iyaa sama-sama, terima kasih sudah mau membacanya :)
    Salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus
  13. Hai, Andre!

    Hehe, ini ceritanya salah satu hasrat saya ingin pelihara ikan tapi belum terealisasikan sampai sekarang. Makanya saya pelihara ikan-ikan ini di pekarangan saya, di bawah langit dan diantara catatan perjalanan saya. Ikannya hidup karena dia selalu bergerak, hemat karena entah dari mana dia bisa menghidupi dirinya tanpa musti saya beri mereka makan, he.. :D

    Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  14. sangat bermanfaat sekali artikelnya mbak, thanks :D

    BalasHapus
  15. Hai, Ari.

    Alhamdulillaaah.. Makasi atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  16. iya bner mbak....
    sepakat dengan tulisannya :D

    BalasHapus
  17. Hai, Lulu.

    Hehe, terima kasih sudah komen. Salam ukhuwah yaa! :)

    BalasHapus
  18. wah, bagus banget ini, membuat orang refleksi ke dirinya sendiri lagi :) saya tunggu kunjungan baliknya ke blog saya di www.blogalague.com ya :)

    BalasHapus
  19. Hai, Farid.

    Iyaaa terutama bisa jadi bahan refleksi bagi penulisnya, he.
    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  20. Assalaamualaikum Mbak Rose Dian Jaianti, Salam kenal

    Ketika saya dan bagi kebanyakan orang, ketika lapar kemudian ada yang memberi saya makanan, saya tidak pernah menolaknya. Saya dengan amat sangat senang hati menerima dan langsung memakannya. Maksud saya, ketika kita lapar, tindakan yang paling tepat adalah makan. Mudah bukan ? Ketika kita ngantuk, pergi tidur adalah tindakan yang paling tepat pula.

    Ketika ada yang meminjam motor, katakanlah yang meminjamnya adalah orang yang kita kenal. Sayangnya, orang itu mengembalikan motor itu dalam keadaan rusak karena kecelakaan. Rusak parah. Orang itu hanya meminta maaf tanpa membantu memperbaiki. Bagi saya sendiri, besar kemungkinan saya kecewa. Bahkan marah.

    Jika saya ingin menjadi orang yang sabar dan ikhlas, maka memaafkan orang itu, ikhlas dan sabar, adalah tindakan yang paling tepat dan selaras dengan keinginan saya [menjadi orang sabar dan ikhlas] Tapi akan berat karena saya masih belum terbiasa ikhlas dan sabar.

    Saya harus membiasakan diri untuk bertindak sesuai dengan keinginan hati. Jika sudah terbiasa, akan terasa nikmat bak makan ketika merasa lapar, bak tidur ketika ngantuk.

    Terima kasih Mbak Rose, atas tulisannya.

    Wassalaamualailum
    :)

    BalasHapus
  21. Hai, bang Acang.

    Nah, itu yang saya maksudkan. Sulit memang mengingat manusia penuh nafsu, namun jika belajar untuk membiasakannya Insya Allah bukan menjadi PR lagi, melainkan tugas harian yang sebenarnya kita sudah paham bagaimana cara menyelesaikannya. Benar kata, bahwa 'Bismillahirahmanirrahim' tidak sesederhana pengertiannya. Semoga kita sama-sama bisa belajar mengaplikasikannya. Aamiin.. :)

    Terima kasih atas sharenya, salam kenal yaa bang! :)

    BalasHapus
  22. Ayo bersyukur lagi :)

    BW pagi hari ^^

    BalasHapus
  23. Hai, mbak Titis.

    Mari sama-sama belajar mensyukuri nikmat-Nya dalam bentuk apapun!:)
    Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal yaa.. ;)

    BalasHapus
  24. wah.. tulisannya bagus..enak dibaca.. tapi berat bagiku..
    terlalu tinggi..
    salam kenal ukhty..

    aku sudah follow blogmu.. follow back ya..
    www.makruf.com

    BalasHapus
  25. Hai, Agha.

    Hehe, mengalir kok. Cukup dipahami saja.. :)
    Makasi sudah berkunjung. Salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus
  26. nice artikel mba...
    bermakna banget

    BalasHapus
  27. Hai, Yudhaz.

    Aamiin...semoga. Makasih yaa atas kunjungannya.. :)

    BalasHapus
  28. berat banget tulisannya, tapi keren!

    jangan lupa berkunjung keblog saya adityabwardana.blogspot.com

    BalasHapus
  29. Hai, Adit.

    Makasi yaaa kunjungannya, he.. :)

    BalasHapus
  30. renungan yang pas dibaca pagi2, heuehu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, mbak Dzarfah! :)

      Waaah terima kasih telah menyempatkan diri mampir ke Senyum Langit. Salam kenal yaa mbak.. :D

      Hapus
  31. Nice dh mas..
    Mantep, Lumayan mas buat nambah pngetahuan ane :)

    Skalian blogwallking yuk mas..
    K'sini mas...
    http://thalp0uz.blogspot.com
    Ditunggu coment backnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, pak Edwin! :)

      Huaaaa, saya perempuan, pak. Bukan 'mas'.. :D
      Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal :)

      Hapus
  32. Balasan
    1. Makasi Arafat, sudah mampir ke Senyum Langit.. :D

      Hapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009