Rabu, 26 Juni 2013

Deterministik VS Stokastik


Manusia sering kali memikirkan deterministik dalam hidupnya. Padalah, deterministik sendiri adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Sederhananya, hal macam ini biasa berkaitan dengan rejeki, jodoh, hidup dan mati seseorang. Bukankan takaran rejeki dari tiap-tiap manusia sudah pasti ditetapkan? Begitu juga dengan siapa kelak mereka akan berjodoh. Juga mengenai jatah waktu seberapa lama manusia hidup di semesta alam ini. Iya, mekanisme kehidupan seperti ini pasti akan terjadi dan mau-tidak-mau pasti akan dialami oleh manusia. Dengan kata lain, deterministik adalah hak veto Tuhan.

Namun dibalik itu semua, ada suatu mekanisme yang sering dilalaikan oleh kebanyakan orang. Padalah mekanisme ini cukup memiliki andil yang sebegitu besar dalam pendapaian-pencapaian mekanisme deterministik tadi. Mekanisme seperti ini biasa disebut dengan teori stokastik. Stokastik adalah kebolehjadian, atau dengan kata lain sesuatu yang belum terjadi kepastiannya. Stokastik sangat mempengaruhi deterministik. Pencapaian stokastik sebenarnya lebih didominasi oleh usaha dan kerja keras manusia.


“Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri..”
(Q.S. Ar-Ra’d [13] : 11)


Disinilah tanda kemurahan-Nya. Tuhan memberikan kesempatan kepada para hamba-Nya untuk meraih apa-apa yang mereka inginkan dengan berbagai upaya yang dilakukannya. Meski pada akhirnya Tuhan juga lah hakim dari segala hakim kehidupan. Namun paling tidak, justru pada mekanisme ini manusia mampu membuktikan (minim) pada dirinya, apakah mereka layak untuk meraih kepastian-kepastian yang belum dipastikan kejadiannya. Justru dari sini pula, manusia berkesempatan semampu-mampunya untuk mendapatkan hasil terbaik dalam penghidupannya. Lagi-lagi, stokastik menjadi faktor penting atas terjadinya mekanisme deterministik.

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Mungkin hal ini yang sering kita alami. Sadar atau tidak, kadangkala mindset manusia sering dihabiskan untuk memikirkan deterministik yang akan terjadi di penghidupannya kelak. Padahal alam sadar manusia sebenarnya sudah benar-benar menuntut dan menyadari bahwa deterministik sudah ada keberadaannya. Hanya saja manusia sering dibuat penasaran oleh waktu kejadiannya. Sehingga manusia lebih cenderung untuk terfokus pada kejadian yang pasti akan mereka alami kejadiannya dari pada berusaha untuk mendapatkan pencapaian sebaik mungkin.

Misalnya saja, manusia sering memikirkan dimana kelak mereka akan bekerja; posisi apa yang akan mereka jalani; dan seberapa besar finansial yang akan mereka dapatkan, atau barangkali kekhawatiran dan keingintahuan manusia untuk mengetahui siapa pasangan hidupnya kelak; dari mana muasalnya; bagaimana perabadannya; dan lain sebagainya. Dan bahkan manusia tidak jarang memikirkan mengenai ajalnya, apakah amalan-amalannya sudah benar-benar memberatkan timbangannya dan memudahkannya melewati jembatan amal perhitungan manusia, dan apakan Tuhan Semesta Alam benar-benar ridha terhadap hidupnya. Pertanyaan-pertanyaan macam ini sering kali menghampiri kita. Sangat wajar, mengingat manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu.

Padahal jika mau disadari, ada sesuatu yang jauh lebih penting dari pada memikirkan bagaimana deterministik yang akan kita alami kelak. Dan ini merupakan jawaban apakah kelak kita pantas mendapatkan mekanisme deterministik sesuai dengan apa yang kita iming-imingkan. Ya, solusinya adalah bagaimana stokastik dapat diwujudkan dalam kepastian-kepastian mendatang. Yaitu dengan cara memikirkan, mengupayakan, dan mendoakannya, agar ketidakpastian-ketidakpastian tersebut dapat beralih wujud menjadi sesuatu yang pasti kejadiannya dimasa mendatang, tentu atas ijin-Nya. Bukankah sejatinya kepastian itu adalah ketidakpastian itu sendiri?

Manusia sering dibuat cemas oleh asa-asa yang ciptakannya sendiri. Padahal justru asa-asa ini lah yang menjadi camukan agar ketidakpastian-ketidakpastian yang sering dikhawatirkan itu menjadi sebuah keyakinan bahwa kelak ketidakpastian itu akan dimungkinkan kejadiannya menjadi sesuatu yang pasti. Dan tentunya kesemua asa-asa tersebut tidak dapat terealisasi manakala hanya mengedepankan rasio terhadap deterministik tanpa adanya proses perwujudan.

Disadari atau tidak, keyakinan dan semangat juga merupakan pilar-pilar penting untuk menopang usaha dan kerja keras yang sudah diupayakan proses pencapaiannya. Dan tentu akan menjadi paket lengkap manakala selalu menyematkan doa disetiap prosesnya. Sebab apapun, apapun, dan apapun hasil akhir dari stokastik yang sudah diupayakan, hal tersebut sebenarnya adalah sebaik-baiknya hasil perwujudan deterministik manusia. Dan semoga saja, akan selalu ada ridho Tuhan dalam membersamai setiap upaya yang kita lakukan untuk menjadikan ketidakpastian-ketidakpastian itu menjadi sesuatu yang pasti. Semoga.



Tanpa lilin,
Tuhanku menyukai usaha kebaikan! :)

12 komentar:

  1. Semoga Allah terus bersama orang - orang yang selalu taat kepadaNya dan di berikan segala kemudahan untuk menghadapi ketidak pastian itu
    Nice post :)

    BalasHapus
  2. Hai, Irfan. Terima kasih sudah berkunjung dan komen! :)

    Aamiin, aamiin. Mudah-mudahan kita bisa termasuk didalamnya! :)

    Salam kenal yaa..

    BalasHapus
  3. yang sy fahami dari postingan ini, Deterministik VS Stokastik; kata lain Qodlo dan Qodar ya? atau gimana?

    BalasHapus
  4. Hai, Rizky.
    Terima kasih sudah berkunjung dan komen! :)

    Yups, dalam Islam kata lainnya adalah ketetapan Qadha' dan Qadar! :)

    BalasHapus
  5. Subhanallah, sungguh bermanfaat postingannya..
    semoga ALLAH senantiasa menuntun kita semua berada dijalan agamanya yg benar dan menjadikan kita diantara penghuni syurga kelak dimana kita duduk bersama diantara para sahabat Rasulullah dan Rasulullah SAW sendiri... amin.
    salam kenal..

    BalasHapus
  6. Hai, Udhy.

    Aamiin Yaa Rabbal 'alamin...Insya Allah semoga. Terima kasih kunjungannya. Salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus
  7. postingan yg sangat bagus dan bermanfaat :) saya suka banget sama tulisannya

    visit dan followback dekasapuutra.blogspot.com :)

    BalasHapus
  8. Kalau sudah Rezeki dan jodoh pasti tidak akan ke mana, tapi kalau tidak kemana-mana bagaimana akan dapat rezeki atau jodoh :D
    Berusaha dan tawakal adalah rumus yang terbaik

    BalasHapus
  9. Hai, Dwi.

    Aamiin...semoga! :)
    Makasih Dwi atas kunjungannya, salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus
  10. Hai, menujumadani.

    Iyaaa sepakat, tapi mungkin perlu digarisbawahi untuk seorang perempuan. Ngga mungkin kan, ayam keluar mencari musang! :D
    Karena sebaik-baiknya usaha bagi kaum hawa untuk mendapatkan jodohnya adalah istiqomah. Wallahua'lam bishawab.. :)

    Makasi atas kunjungannya yaa.. :D

    BalasHapus
  11. Dan tentu akan menjadi paket lengkap manakala selalu menyematkan doa disetiap prosesnya.
    Betul sekali... Berdo'a dan berusaha adalah sebuah jalan menuju kesuksesan... :)

    BalasHapus
  12. Hai, Gombal :D

    Hihihi iyaaaa sepakat. Makasih atas kunjungannya yaa, salam kenal :)

    BalasHapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009