"Sebab hanya
dengan doa adalah salah satu bentuk bakti seorang anak terhadap orang tuanya
yang sudah tidak ada lagi di semesta alam ini. Karena dengan mendoakanmu adalah
caraku memelukmu dari jauh, Bapak.."
-Rose
Dian Jaianti-
Tak
seperti biasanya, sekilas kau hadir dalam mimpi. Sudah lama memang kau tak
pernah menyapaku dalam bunga tidur. Begitu juga dengan ku, sudah cukup lama tak
merengek karena rerindu. Aku yang terlalu sibuk dengan duniaku sudah mulai lupa
bagaimana musti membasahi pipi ini karena kenangan kita. Aku yang terlalu sibuk
dengan pergerakanku untuk membersamai semangat yang kau wariskan, sudah
(merasa) lupa untuk mengembik karena kesakitan. Aku memang lupa. Atau lebih
tepatnya sengaja untuk menjadi seorang pelupa. Dan aku berhasil. Berhasil untuk
selalu tersenyum, tertawa, dan bergerak semampu tubuh ini digerakkan untuk
menghidupi banyak hal agar kau disana merasa bahagia.
Namun
malam ini, aku kembali menjadi seorang sanguin yang agak sedikit melankolis.
Mungkin karena hujan yang begitu betahnya menamukan diri seharian penuh
sehingga membuatku terbawa suasana untuk mengkajimu. Namun sepertinya bukan.
Sebagai penikmat hujan, aku selalu menikmati datangnya dengan penuh riang.
Meski diri kurang begitu menyukai aroma dingin. Ya, ini mungkin gegara mimpiku
sore tadi.
Aku
kembali melihatmu. Kau nampak begitu gagah dengan posturmu yang tegak berdiri.
Wajahmu nampak berseri. Kau begitu tampan. Lagi-lagi, kau kembali mengernyitkan
hati ini. Nyata diri belum mampu menahannya. Baru benar-benar menyadari begitu
teramat menyayangi saat diri merasa benar-benar kehilangan.
Mungkin
hanya dengan berdoa dan terus bergerak demi kebaikan untuk
membersamai setiap semangat yang kau wariskan adalah cara menyalurkan setiap
amalan yang pernah kau ajarkan padaku. Diri meyakini, sebab hanya dengan
doa adalah salah satu bentuk bakti seorang anak terhadap orang tuanya yang sudah
tidak ada lagi di semesta alam ini. Karena dengan mendoakanmu adalah caraku
memelukmu dari jauh, Bapak.
Terima
kasih telah menjadi Bapak sayang terbaik melebihi siapapun yang pernah ku
miliki. Kan ku teruskan cita-citamu menggapai Makrifat-Nya. Menatap bersama
wajah-Nya dari dekat. Bersama-sama pula bersimpuh sujud di bawah kaki-Nya
kelak. Dan cukuplah Dia bagi kita. Cukuplah keridhoan-Nya saja. Insya Allah,
atas ijin-Nya. Semoga! :)
------
Hei, kini gadis kecilmu sudah dewasa.
Sudah pandai berjalan sendiri. Sudah mau mendengarkan perempuanmu dengan baik.
Tenang, mereka cukup kompak tanpa musti kau ingatkan! :)
Hooaamm.. (^o^")....zzzZ
Nice :')
BalasHapusHai, Fahmi.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)
Hehe, mengejanya diam-diam lewat doa.. :)
BalasHapus