Sabtu, 05 Oktober 2013

Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga!



“Pikirkan, putuskan, dan lakukan! Karena Tuhan tidak akan pernah membiarkan para hamba-Nya dalam kesesatan yang nyata kecuali mereka tidak mau berusaha dan mendekati-Nya..”
–Rose Dian Jaianti–

Bukan sekedar tentang keputusan iya atau tidak. Bukan hanya sekedar zona hitam dan putih. Benar kata, bahwa hidup musti punya alur, punya tujuan. Dan akan selalu ada desakan manakala berkutat pada zona abu-abu. Yaaah, itu wajar.

Tapi hei, bukankah hidup adalah sebuah pilihan? Maka biarkan diri untuk memutuskannya. Baik tidaknya adalah efek, namun yang menjadi nilai plus adalah bagaimana nantinya kita akan diingatkan kembali bahwa manusia musti punya sikap dan berani bertanggung jawab atas apa-apa yang sudah dipilihnya. Sebenarnya ini tidak lain adalah bagaimana proses pendewasaan diri, jika kita mau belajar untuk bijak.

DEWASA. Bukan perkara usia yang sudah tidak belasan tahun lagi. Juga bukan bagaimana semustinya manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun bagaimana si manusia tadi berani mengambil sikap dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari sebuah keputusan yang diambilnya; baik tindakan, fikiran, maupun lisan.

Jika disinggung mengenai baik dan buruknya sebuah keputusan, lalu baik dan buruk versi siapa? Lagi-lagi kesemuanya itu adalah efek. Hal demikian, akan berdampak baik bagi si subjek manakala keputusan itu sesuai dengan asanya. Namun sebaliknya, akan nampak terlihat kurang baik bagi si objek manakala asanya tidak bisa terealisasikan.

Namun kembali lagi, ini bukan perkara hukum baik atau buruknya sebuah keputusan, mengingat yang namanya kebaikan tidak dapat dijangkakan hanya dalam kurun waktu hitungan hari saja, namun akan berkelanjutan hingga di hari kemudian. Karena sebanyak dan sebesar apapun kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan, akan menjadi teramat sensitif manakala keburukan itu datang secara tiba-tiba, tanpa diharapkan, tanpa diundang, tanpa diinginkan kehadirannya. Seperti yang pepatah katakan, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Dan hal semacam ini pasti tidak kita inginkan kehadirannya! >,<

Iya, mengerikan memang. Jika karena hal sepele saja, nantinya akan merusak kebaikan-kebaikan yang sudah tertimbun. Hidup tidak selulu dan melulu tentang benar dan salah saja. Sebab sekuat apapun niat kita dalam kebaikan pasti akan ada kesalahan-kesalahan yang mungkin secara tidak sengaja kita perbuat. Atau dalam efek kesalahan tadi, bisa jadi ada nilai-nilai kebaikan yang sebelumnya tidak dapat dinyana oleh nalar kita. Hei, makhluk mana coba yang berani lancang menerka-nerka dan memastikan akan ketetapan-Nya? Kecuali dia adalah peramal kelas mama Lauren yang berkoar-koar menafsirkan terjadinya kiamat pada Desember 2012 silam. Nyata, semuanya hanyalah soal terka-menerka saja! (-__-“)

Tapi ini bukan. Ini bukan tentang bagaimana diri belajar untuk menjadi penerus mama Lauren yang suka seenak jidat dalam menerapkan teori interpretasi pada rahasia Tuhan. Atau tentang hukum baik dan buruknnya sebuah efek suatu keputusan yang kemudian lantas akan menyalahkan takdir Tuhan. Bukan itu, sama sekali bukan. Ini hanya tentang bagaimana diri berani mengambil sikap dan konsekuensi yang akan dijalani manakala keputusan itu telah diambil. Meski pada akhirnya akan berimbas pada efek tadi; baik dan buruk.

Menjadi manusia egois memang sulit untuk dipahami oleh kebanyakan orang. Manusia memang lebih suka berseru, mengomentari, dari pada berusaha memahami bagaimana wacananya terlebih dahulu. Karena itu, tuduhan egois akan selalu tertuju pada si subjek pelakunya. Bukankah manusia memiliki caranya tersendiri dalam bertindak? Maka biarkanlah, biarkan diri yang memutuskan seperti apa dan bagaimana ‘baik dan buruknya’ yang selalu orang lain loncengkan itu. Jika alarm diri masih berfungsi dengan baik, maka biarkan saja diri menjadi nahkoda dalam kapal sendiri. Bukankah itu –terlihat lebih asyik? ;)

Berbicara baik dan buruk dari sebuah keputusan tidak akan ada habisnya, jika kita enggan untuk melihat dan memahami bagaimana konteks permasalahannya. Karena yang mengetahui tetek bengek akar permasalahannya bukan mereka atau orang lain, melainkan diri kitalah yang tahu seperti apa wacana sebenarnya. Dan tenang saja, ketika kalian sulit untuk menjatuhkan kepercayaan kepada makhluk Tuhan, satu hal yang musti kalian yakini adalah bahwa hanya Tuhan lah yang akan dengan siap dan terbuka untuk selalu menerima dan memahami setiap keluhan para hamba-Nya. Lalu mangapa musti meragu? Pikirkan, putuskan, dan lakukan! Karena Tuhan tidak akan pernah membiarkan para hamba-Nya dalam kesesatan yang nyata kecuali mereka tidak mau berusaha dan mendekati-Nya.. :)




------
Hai, diri. Sudah kau dapatkan jawabannnya?

"Cukuplah tiada selain kecuali Dia semata. Jika Dia sudah berkehendak, 'Jadilah, maka jadilah sesuatu itu!'. Sebab Dia tidak akan membiarkan para hamba-Nya dalam kesesatan yang nyata jika mereka mau berusaha dan mendekati-Nya.. :)

Ah, sudah malam.
#hoaaam.. (-___-“!)

25 komentar:

  1. Siiip! Begitulah pembelajaran hidup. Belajar memutuskan sesuatu, dan belajar setia menjalaninya.

    BalasHapus
  2. Hai, bang bro! :)

    Iyaa sudah dewasa, sudah musti bisa bersikap dan bertanggungjawab atas segala konsekuensinya. Dan terima kasih sudah diingatkan satu point plusnya, "Komitmen" terhadap apa yang sudah diputuskan! :)

    Terima kasih bang atas kunjungan dan komennya! :D

    BalasHapus
  3. sepakat sekali mbak rose.. saya jadi makin percaya diri untuk mengambil keputusan. terima kasih untuk tulisan yg mencerahkan, :)

    BalasHapus
  4. Woow!! dewasa . .Yg mempengarui dewasa atau gaknya seseorang klo buat ane sih, di awali atau di dpt dari pengalaman dr perjalanan hidup dia sndiri . .#CMIIW .

    BalasHapus
  5. Mantaf, selalu berusaha untuk berbuat baik dan biarlah orang menilainya. Dan jika tidak ada yg mau menilainya Allah pasti menilai dan memberi balasan.
    Salam kenal dari Tangerang

    BalasHapus
  6. Allah akan terbuka menerima segala permintaan dan keluh kesah para hambanya.

    BalasHapus
  7. Hai, Damae.
    Terima kasih atas kunjungannya. Alhamdulillaaah kalo bermanfaat. Sebenarnya ini pergulatan otak saya, alamr buat diri sendiri, he.

    Ayoooooo semagaaat semangaaat! *\(^o^)/*

    BalasHapus
  8. Semua atas kehendak ALLAH SWT.
    Bahkan jika orang melihat kelebihan-
    kelebihan atau kebaikan kita, DIA menutupi keburukan-keburukan kita.

    Salam dari Bali

    BalasHapus
  9. Hai, bang Shigit! :)

    Iya sepakat, belajar dari sebuah pengalaman, dan pastinya musti berani mengambil sikap dan tanggung jawab atas segala konsekuensi baik dari apa yang telah diperbuat, difikiran, maupun diucapkan, agar nantinya tidak selulu dan melulu berutat pada lubang yang sama.. :)

    Terima kasih bang atas kunjungannya.. :D

    BalasHapus
  10. Hai, menujuramadani! :D

    Iyaaaaaa..sepakat. Pikirkan, putuskan, dan lakukan! Hasil akhir biarlah menjadi rahasia-Nya. Yang terpenting berani 'tanggung jawab' atas apa yang sudah diputuskan! :)
    Asal niat dan prosesnya bersih! :D

    Makasi yaa sudah berkunjung. Salam kenal :)

    BalasHapus
  11. Hai, Yitno.
    Iyaa, itu bukti bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang! :)

    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa Yitno! :)

    BalasHapus
  12. Hai, Revan!
    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa :)

    BalasHapus
  13. Hai, Pendar Bintang! :)

    Iyaaaa, sepakat sekali. "Maka nikmat Tuhan kamu yang mana lagi kah yang kamu dustakan?"
    *serasa tertampar kalo ayat inget ini >,<

    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa bli :D

    BalasHapus
  14. Kenapa baru sekarang saya nyasar di blog ini? KEREEEN...! Ijin follow yaaa...!

    Salam blogger ... ;)

    BalasHapus
  15. Hai, Siraul :)

    Hehe, syukur bisa nyasar kesini. Biar nambah teman lagi, he :D
    Makasih sudah gabung.

    Salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus
  16. Hai, Zhin Chu!

    Selamat datang di Senyum Langit. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  17. Intinya harus tetap berhati-hati dalam langkah dan keputusan :D

    BalasHapus
  18. Hai, Arie.
    Iya, iya, bisa jadi, bisa jadi :D

    Makasi atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  19. Harus fikir panjang dalam mengambil keputusan yah :)

    oke deh --"

    thanks artikel nya :D

    BalasHapus
  20. Hai, Jundi :)

    Berfikir juga perlu, namun bukan seberapa lama atau tidaknya keputusan itu diambil. Karena yang musti ditekankan adalah bagaimana kita mengambil sikap dan berani bertanggung jawab atas apa-apa yang sudah diputuskan. Benar-salah adalah proses pembelajaran. Namun, bukan berarti memberi ruang untuk berlaku tidak benar, bukan itu. Bukankah pada akhirnya berproses akan membuat kita semakin matang? Pikirkan, putuskan, dan lakukan! ;)

    Kalo kepanjangan bisa jadi kereta api dong! :D
    Makasi atas kunjungannya. Salam kenal yaa, Jundi :D

    BalasHapus
  21. KERENN :)) follback kak http://oonbe.blogspot.com/

    BalasHapus
  22. Betul sekali, saya setuju, penjelasannya sangat menarik :)

    BalasHapus
  23. Hai, Bayu.

    Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal yaa.. :)

    BalasHapus
  24. Hai, bang Aldi.

    Makasi juga sudah sedia membacanya. Salam kenal yaaa.. :)

    BalasHapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009