Sabtu, 21 September 2013

Melewati Labirin Saat Musim Pancroba Tiba


Dalam peradaban sejarah umat manusia, tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Sangat bohong jika manusia tidak pernah terpuruk karena merasa kehilangaan, perpisahan, kegagalan, kesedihan, terabaikan, dan lain sebagainya.

Dalam kondisi seperti ini, manusia sering kali terpuruk dalam menjalani hari-harinya. Jangankan untuk bangkit, untuk tersenyum saja rasa-rasanya seperti mengangkat beban 100 kg. Bahkan kata-kata motivasi untuk penyemangat pun tak ubahnya seperti tong kosong yang berbunyi sangat nyaring.

Dulu mungkin kita pernah berasumsi bahwa ketika sudah menjadi dewasa nanti, kita akan lebih bisa menyelesaikan masalah. Nyata, semakin besar angka usia manusia, justru semakin rumit saja jenis masalah yang harus dihadapinya.

Saat masih berseragam putih abu-abu, mungkin masalah kita hanya berkutat pada setumpukan tugas, praktikum, dan berbagai macam ulangan harian. Namun pada saat ketika mengenakan seragam orang dewasa, kita akan terbiasa dihadapkan dengan setumpukan deadline, presentasi, target pendapatan, dan sebagainya.

Manusia juga tidak mungkin terus-menerus berada dalam kondisi terpuruk. Bukankah bumi itu berputar? Dan kehidupan itu juga memiliki siklus yang berganti. Layaknya sebuah musim pancaroba yang kerap membuat orang kaget dengan pergantian suhu ekstrim. Begitu juga dengan proses kehidupan. Dan dari musim pancaroba itu semustinya kita menemukan sebuah obat untuk mengobati penyakit pergantian musim kehidupan yang –mungkin– memilukan tadi.

Tidak semua orang memiliki kualitas yang sama dalam menghadapi dan menaklukkan masalah. Namun alangkah baiknya jika kita sudut pandangi masalah itu dari segi positifnya. Bagi saya sendiri, masalah itu tak ayalnya seperti sebuah api yang sedang memanaskan emas. Semakin panas emas itu dipanaskan, maka semakin murni kualitas emasnya. Dengan adanya sebuah masalah tadi justru bukan untuk melemahkan kita, namun sebaliknya, masalah lah yang dapat menjadikan pribadi kita semakin menguat dan berkualitas. Sebab masalah adalah salah satu bukti kehidupan dan menjadi jalan utama menuju kebijaksanaan –kalau kita mau belajar darinya–! :)

Dunia orang dewasa memang tak mudah dipahami seperti dunia kanak-kanak. Kehidupan seperti sebuah gradasi warna, semakin tinggi semakin tegas dan gelap warnnya. Namun saya juga tidak sepakat jika ada orang yang memilih hidup di area yang gelap saja. Sebab kehidupan itu beragam warna, maka jadilah pelangi yang selalu menghargai setiap warna kehidupan yang ada.

Dan pada akhirnya, semua ini hanyalah perpaduan antara hati dan pikiran. Ini hanya masalah keyakinan. Keyakinan akan sebuah janji kehidupan. Kehidupan ada bukan karena sesuatu yang tiba-tiba, melainkan karena ada yang menciptakan. Apapun dunia yang tercipta untuk kita jalani, pada akhirnya pasti akan bermuara pada kebahagiaan jika kita mau belajar untuk peka.

Selalu ada kemenangan di setiap labirin yang kita lalui. Tuhan tidak akan mungkin menciptakan kehidupan yang menyedihkan. Semua akan baik-baik saja. Asal kita yakin. Jangan pernah menyerah dan teruslah berjuang. Hadapilah setiap masalah dengan penuh keyakinan bahwa pada akhirnya semua akan menjadi indah. Atas ijin-Nya. Bismillah.. :)





-----
Hei, bagaimana denganmu, apa kau sudah yakin semuanya akan baik-baik saja?

Tuhan memiliki cara tersendiri untuk mendewasakan para hamba-hamba-Nya. Dengan penuh kekuatan, diri meyakini dengan sangat akan bisa melewati setiap labirin saat musim pancaroba tiba. Lagian kan sudah gede.. *\(^.~)/*

4 komentar:

  1. wah bingung nih mau komentar apa, soalnya postingannya tentang isi hati sih

    jangan lupa kunjungi blog saya www.adityabayuwardana.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Hai, Adit. Terima kasih atas kunjungannya.

    Iyaaa terinspirasi dari curhat teman dekat.
    Sejatinya masalah tidak hanya melibatkan hati saja, kan? Meski pada akhirnya adalah mengenai perpaduan antara hati dan fikiran manusia! :)

    Sudah saya kunjungi blogmu. Monggo ditambah lagi postingannya.

    Salam kenal.. :)

    BalasHapus
  3. baca tulisannya jadi inget masa lalu..
    wktu msh kecil pengen cepat" dewasa supaya ga mikirin pelajaran sekolah..
    gitu dah dewasa malah tambah pusing dengan pembelajaran "pendewasaan"...
    wkwkwkwkwk...
    n_n

    BalasHapus
  4. Hai, Surya!

    Iyaaa sepakat. Kadang kita sering ngga sabaran dengan waktu. Kalo momennya menyenangkan seakan ingin menahannya, tapi pas bagian ngga ngenakin justru ingin menyegerakannya. Manusia itu memang repot! :D

    PRnya adalah, bagaimana kita bisa menikmati setiap musim yang kita hadapi saat ini dengan tidak menahannya dan tidak juga berkeinginan menyegerakannya.
    Insya Allah, kuncinya adalah sabar, ikhlas, syukur. Gampang nulisnya, tapi agak sulit mengaplikasikannya.. :(

    BalasHapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009