Jumat, 12 Juli 2013

Bukan Sekedar Petasan


Hei, Apapun pilihanmu, yang terpenting kau musti punya sikap, komiten dan tanggung jawab atas apa-apa yang sudah terpilah. Termasuk konsekuensinya. Dan yang terpenting, kau musti jujur bahwa semua yang kau lakukan adalah dengan niat yang benar, tujuan yang baik, dan dengan cara yang baik pula.

Yakinlah, hanya Tuhan Semesta Alam yang paling tahu mengenai apa-apa yang terbaik untuk para hamba-Nya. Lalu, ketika kau memiliki rencana yang diyakini juga baik, lantas kenapa tidak disegerakan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh?

Baiklah, aku turut berdoa untukmu. Semoga saja apa-apa yang sudah kau rencanakan bisa sama seperti apa yang Dia rencanakan, atas ijin-Nya. Sebab kau tidak akan pernah tahu akan hal itu. Termasuk juga aku. Yang hanya perlu kau -dan mungkin juga aku- harus tahu adalah bagaimana mengikhtiarkan semua itu dengan sebaik-baiknya dan dengan doa-doa terbaik, kemudian bertawakal. Ya, sebab Dia sesuai dengan prasangka para hamba-Nya. Lalu bagaimana, kau sudah tak takut lagi kan untuk mendengarkan bunyi petasan yang mereka nyalakan?



"Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai (sesuatu)."
[HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud]



Diri hanya menjawab, "Terima kasih untuk segala petuahmu, jiwa. Mungkin yang aku butuhkan saat ini hanya cukup bersiap-siap sambil menutup telinga rapat-rapat untuk segera mendengarkan bunyi ledakannya.."






--------------

AH, KAU PAYAH !!

16 komentar:

  1. soal tulisannya sih udah banyak yang bilang bagus.
    tapi bener ga sih kalo mbaknya lagi galau ?

    oh iya, met buka puasa ya yan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, kak Daffy. Makasi sudah komen.
      Iyaaaa kalo galau dalam kebaikan, ngga apa-apa, kan? Bukan kah galau sendiri merupakan sebuah proses bagaimana manusia akan naik kelas?-hehe:p

      Met buka puasa kembali pada jam buka puasa nanti :D

      Hapus
  2. tapi ngomong2 soal buka, mbak bukanya pake apa ?
    kalo saya sih mbak, pake yang manis2 dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sunnahnya sih emang yang manis-manis. Tapi gimana ya, berhubung saya sudah terlanjur manis jadi ya sedikit agak mengurangi yang manis-manis, maklum takut diabet pak!

      *preeeet! :D

      Hapus
  3. galau dalam kebaikan ?
    ya ampun yan lo jago banget ngelesnya....

    puasanya gimana yan, masih lancar ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya jujur situ protes, saya bohong situ juga protes. Hadeeeeh! >.<

      Alhamdulillaaah lancar..

      Lain kali jangan cerewet!;p

      Hapus
  4. maafin gw yan, gw ga ada maksud kaya gitu.

    tapi jujur sih lo itu emang manis.



    *muntah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah. Sungguh ironis sekali, bung! :D

      Hapus
  5. sekali lagi saya tidak bermaksud seperti itu.

    maafkan saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyantai bro, jangan terlalu didramatisir! :D

      Hapus
  6. gw cuman takut kalo itu pergi yan.



    *lalu hening

    BalasHapus
  7. ah ga bisa di ajak romantis lo yan... ga seru !
    harusnya tu lo jawab gini, "aku ga akan pernah pergi kak", ato lo ngomong kaya gini, "jangan ucapkan kata2 itu lagi. aku akan selalu bersamamu".... ato apalah yang romantis dikit.
    malah "ngemeng epe toh iki". Aaargh... males gw !!

    *banting topi

    BalasHapus
  8. Aah.. memang mungkin , wanita ahli dalam merangkai kata dan meniti tiap jengkal kalimat. Memang kadang , wanita lebih mahir dalam setiap kata. Itulah kenapa mungkin wanita di sebut kaum "hawa". Namun, ada kalanya setiap kata yang terukir bermakna berbeda dari setiap orang.
    kalanya, penulis bermaksud untuk menuju ke bagian A. nyatanya, para pembaca lebih ke arah bagian B, itulah sebabnya, kita musti paham betul "siapa" pembaca tulisan kita... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah komen.

      Saya menulis karena ingin menulis. Tak peduli siapa dan berapa banyak orang yang akan membaca catatan saya. Egoisnya, untuk saat ini saya hanya menulis untuk menuangkan apa saja yang berkecamuk dalam benak. Itu saja, ngga lebih! :)

      Hei, bukankan semesta ini penuh tafsir? Tak usah bingung, maka mari sama-sama belajar untuk peka! :)

      Terima kasih atas kunjungannya, ki sanak! :)

      Hapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009