
“Sebab pada nyatanya
manusia memang sering menerka-nerka berbagai rasa dan asa sambil berharap-harap
cemas. Nyata hidup tak selalu membahagiakan. Maka, berbahagialah kamu dengan
sendirinya. Jika mau, tak perlu menunggu”
-Rose
Dian Jaianti-
Hai, apa
kabar semua? Baik? Kurang baik? Agak membaik tapi masih galau? Kurang baik tapi
merasa baik-baik saja? Ah, sudahlah.. Kau pasti sadar bahwa dirimu adalah hasil
pencitraanmu terhadap dunia. Sadar-tidak-sadar, ya begitulah!
Kehidupan
serasa semakin merumit, bukan? Ah, persepsimu saja. Tapi, apa betul memang
begitu? Hei, kasihanilah dirimu. Kasihan kan otakmu, ibalah pada jiwamu.
Di tiap
harinya kau sering merasa dicabik-cabik oleh tengiknya peradaban. Serasa
terombang-ambing bagaimana pradugamu terhadap rasa-rasa dan asa-asa yang
membuatmu terkadang memilukan, kadang terasingkan, kadang terhujam, dan mungkin
kadang membuatmu berada pada dimensi yang tak kau kenali dan terfikirkan; semu.
Ya, mungkin tak terasa, tapi kau tahu seperti ada sesuatu yang berbeda darimu.
Mungkin logikamu, mungkin paradigmamu, mungkin juga kebiasaan-kebiasaanmu yang
sedikit berubah dan membuat aneh orang-orang di sekelilingmu. Ya, begitulah
hidup. Ritmenya akan selalu dinamis. Dan kau musti ingat itu.
Kadang
pikirmu hidup ini tak adil. Hidup ini adil kok. Iya, adil. Hei, bukankah Yang
Maha Adil telah memberikan keadilan yang sedemikian adil hingga seadil-adilnya
di setiap ketetapan hidup para hamba-Nya? Sadar-tidak-sadar, kita saja yang
kurang memahaminya dan sering tidak sabaran hingga dengan mudahnya menghujat
tanpa memilih untuk memberi penghidupan.
Teori
nampak begitu mudah saat proses menjadi dirasa begitu sulit. Namun yakinlah,
bahwa beban akan tetap sama dengan beban. Tak akan berkurang manakala teori
perbandingan selalu disematkan. Juga tidak pernah kita sepakati kata usai jika
keluh selalu ditasbihkan. Bukan bagaimana kau selalu mengembar-gemborkan
bebannya. Juga bukan seberapa lantang kau mengoar-koarkan perbandingannya.
Namun tegaskan dirimu untuk memikirkan, memahami, dan menghayati bagaimana kau
membawanya agar tidak terasa terganduli oleh beratnya beban. Lalu, nikmati
prosesnya. Dan kau akan sadar, bahwa perbandingan yang kau tafsirkan itu akan
jauh lebih ringan dari apa yang kau pikirkan. Bukan mudah, bukan susah, tapi
lakukan. Sekarang, iya sekarang. Dan selamat menikmati.
Selamat berjuaaang! *\(^o^)/*
Kabarku selalu baik kak :)
BalasHapusaku selalu bereanggapan bahwa isi kepala ini memang butuh banyak sugesti positif.
Hai, Gulunganpita! :D
BalasHapusAlhamdulillaah jika demikian. Semoga senja kali ini memberimu sugesti positif, hingga bukan berat beban yang dikoarkan, melainkan bagaimana nikmatnya proses membawa sesuai versi masing-masing! :)
Terima kasih sudah berkunjung. Salam kenal yaa.. ;)
bagus tulisannya
BalasHapusHai ! :)
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan komen. Salam kenal yaa.. :)
tegaskan dirimu untuk memikirkan, memahami, menghayati agar tidak terasa terganduli oleh beratnya beban. lalu, nikmati prosesnya,, sip dah,, ajiib mbak,,
BalasHapusAku di sini baik - baik saja!
BalasHapusSetuju banget! Praktek/proses itu tidak semudah teori
BalasHapusselalu semangat yah rose
salam kenal yah
Hai, kak Setiyo! :)
BalasHapusIyaa pikirkan, pahami, dan hayati, lalu nikmati prosesnya! ;)
Terima kasih sudah mau menyapa Senyum Langit lagi.. :D
Hai, menujumadani :)
BalasHapusAlhamdulillaaah jika kabarmu demikian. Kalo boleh tahu nama sebenarnya siapa yaa? Mosog sudah kali kesekian menyambangi pekarangan saya selalu saya absen 'menujumadani' muluuu, he.. :D
Terima kasih atas kunjungannya! :)
Hai, Rizka! :)
BalasHapusIyaa sepakat. Mengaplikasikan konsep memang ngga semudah memikirkan kerangka konsep itu sendiri. Namun yang pasti, bergerak sambil menikmati prosesnya jauh lebih 'afdol' dari pada menggembar-gemborkan berat bebannya, he.. ;)
Terima kasih atas kunjungannya, Rizka. Salam kenal juga yaa.. :)
semua mungkin tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Berfikir positif mungkin sulit namun saya rasa itu salah satu solusinya.
BalasHapusLaptop Murah
Hai, terima kasih sudah kembali berkunjung! :)
BalasHapusIyaaa sepakat. Berpikir positif jauh lebih baik dari pada mengedepankan sikap pesimistik dan terlalu banyak mengeluh. Karena apa yang akan terjadi nanti, juga tidak lepas dari apa-apa yang kita pikirkan saat ini :)