Rabu, 07 Agustus 2013

Malam Takbiran Kali Ini, Kembali Ku Merindukanmu, Wahai Bapak!


“Bahwa hidup itu sekedar bertamu, dan ruh adalah pinjaman. Tamu pastilah akan pulang, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan..”
-Rose Dian Jaianti-


"Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar..
Laa Ilaaha Ilallahu Wallahu Akbar..
Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd.."

Suara takbiran telah di kumandangkan oleh seluruh umat muslim di seluruh penjuru belahan bumi. Tak terasa sudah sebulan kita telah menunaikan ibadah puasa di bulan suci ramadhan. Melakukan berbagai kewajiban dan sunah-sunah mulia-Nya yang tidak biasa kita lakukan di bulan-bulan biasa, seperti; puasa, membayar zakat, shalat tarawih, tadarusan, sahur, dan lain sebagainya. Dan kini, hari kemenangan telah tiba. Ada perasaan haru, bahagia, juga bercampur sedikit sedih didalamnya.

Sedih, sebab mau-tidak-mau kita akan berpisah dan musti meninggalkan bulan suci yang penuh keberkahan ini. Sedikit terlintas dalam benak, bagaimana jika seandainya saja ramadhan kali ini adalah ramadhan terakhir kita. Apakah segala amal ibadah yang sudah dilakukan selama ini sudah dapat memberatkan timbangan kita di hari kemudian nanti? Apakah bonus yang diberikan-Nya pada kita untuk menunaikan ibadah di bulan suci kemarin dapat sedikit memberikan tambahan pahala kebaikan? Apakah Allah telah memberikan keridhoan-Nya pada kita? Apakah mungkin kita telah dapat meraih sebenar-benarnya hakikat dari fitrah itu sendiri, sementara kita enggan untuk mencapainya? Mungkin benar adanya, jika yang telah berbuat baik dan mengerjakan amal sahalih saja belum tentu mendapatkan keridhoan-Nya, apalagi yang enggan mengerjakannya. Astaqfirullaaah...ini sebuah camukan bagi kita semua.

Namun di lain sisi, perasaan bahagia jelas dapat kita rasakan karena masih diberikan kesempatan oleh-Nya untuk dapat meraih hari kemenangan. Kebahagiaan ini juga menyelimuti mereka-mereka yang sedang asyik berkumpul dengan sanak keluarga, terutama orang-orang terkasih seperti halnya; orang tua, pasangan hidup, juga buah hati mereka. Lalu bagaimana jika di malam takbiran kali ini kalian diselimuti oleh perasaan rindu terhadap orang-orang yang paling kalian sayangi dan keberadaannya sudah tidak ada lagi di semesta alam ini? Ya, satu-satunya cara adalah ‘bersyukur’ karena kalian masih diberikan kesempatan untuk bernafas hingga detik ini. Karena dengan bersyukur pula, setidaknya kalian dapat terus mendoakan orang yang kalian sayangi tersebut agar selalu mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya (Insya Allah). Terutama jika orang yang telah tiada itu adalah orang tua kalian. Karena dengan mendoakannya adalah salah satu cara anak shalih untuk terus mengabdi kepada orang tuanya yang sudah tidak ada lagi di semesta alam ini.

Hal serupa juga saya rasakan. Pada malam ini, malam dimana seluruh umat Nabi Muhammad SAW menggemakan takbir kemenangan, rasa itu kembali memuncah. Merasakan kerinduan yang amat teramat kepada alm. Bapak. Lebaran kali ini adalah kali kedua saya lewatinya tanpa keberadaa beliau. Tidak ada lagi suara deringan telephon di hari lebaran esok saat beliau menjalankan tugas negara sebagai juru mudi kapal. Atau, ketika Allah memberikan kesempatan kami untuk berkumpul bersama pada hari lebaran; shalat ied bersama, makan bersama, dan mengunjungi sanak saudara bersama. Semuanya tidak bisa dirasakan lagi. Dan berubah menjadi agenda wajib untuk berziarah ke makamnya saat lebaran esok tiba.

Saya bersyukur karena diberikan kesempatan untuk melewati ramadhan kali ini. Karena dengan begitu, Allah memberikan kesempatan saya untuk terus mendoakannya selama nafas ini berhembus. Dan lewat skenario-Nya pula saya belajar banyak hal mengenai hidup. Bahwa hidup itu sekedar bertamu, dan ruh adalah pinjaman. Tamu pastilah akan pulang, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. Dan ketika semuanya telah dikembalikan kepada-Nya, hanya amal kebaikan adalah satu-satunya investasi untuk bekal kehidupan di akhirat kelak.

Bersyukurlah, ketika orang tua yang kalian sayangi masih dapat kalian sentuh. Namun jika pada kesempatan hari raya kali ini kalian belum dapat berkumpul dengan mereka lantaran berbagai kepentingan, jika masih dimungkinkan,  maka pulanglah. Pulanglah, genggamlah tangan kedua orang tua kalian, karena kalian tidak akan pernah tahu apakah besok kalian dapat merasakan kehangatan genggamannya. Pulanglah, katakan bahwa ‘Kalian Amat Menyayangi Mereka’, karena kalian tidak akan pernah tahu apakah besok kalian sempat mengucapkannya sebelum mereka pergi meninggalkan kalian. Pulanglah, buatlah mereka tersenyum pada kalian, karena kalian tidak akan pernah tahu apakah besok kalian sempat melihatnya tersenyum bangga pada kalian. Pulanglah, minta maaflah, karena kalian tidak akan pernah tahu bahwa semuanya sudah terlambat untuk kalian mendapatkan maaf dari mereka. Bagaimana pun skenario yang terjadi dalam hidup kalian, maka pulanglah dan peluklah mereka selagi kalian dapat merasakan nafas dan hangatnya mereka.. :)

Dan lewat kesempatan kali ini, saya juga ingin mengucapkan selamat hari raya idul fitrih 1434 H. Minal ‘aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf-maaf jika ada salah selama ini, baik yang disengaja atau sebaliknya. Semoga setiap amalan yang kita kerjakan semata-mata karena-Nya, dapat diterima oleh-Nya, dan kita semua mendapatkan keberkahan di dalamnya. Aamiin.




-------
Taqabalallahu wa minna wa minkum, Bapak.
Selamat bertemu dalam mimpi pada malam jelang hari kemenangan seperti biasanya.. :)

Sudah saya titipkan rindunya pada langit, dan esok akan saya tunggu balasannya pada gradasi senyumannya.. :)

2 komentar:

  1. Taqabbalallahu minna waminkum
    Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 H.
    Mohon Maaf lahir dan bathin

    Salam wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa sebaliknya. Minal ‘aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

      Terima kasih atas kunjungan dan komennya.. :)

      Salam backpacker! :D

      Hapus

Hello!

Kamu Pengunjung Ke :

Rose Dian Jaianti. Diberdayakan oleh Blogger.

Paling Sering Dilihat

Welcome..

Hai, Selamat datang!

Selamat menikmati beragam gradasi warna yang dipancarkan oleh langit..


Resapi warnanya, nikmati pesonanya, dan tersenyumlah! :)

Selamat menikmati..
*\(^O^)/*

 

Gradasi Senyum Langit Design by Insight © 2009